Civic-Islam Menjawab Tiga Problem di Era Global.Satu Islam, Bandung - Civic-Islam bermaksud menawarkan solusi untk mengatasi problem kontemporer di era globalisasi. Perjuangannya pd tiga hal, yakni kewargaan-sosial (social citizenship), kewargaan-politik (political citizenship), dan kewargaan-ekonomi (economic citizenship). Demikian salahsatu kutipan dari Faiz Manshur, narasumber diskusi bertama “Civic-Islam dan Republikanisme” di Aula Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung, Jumat, 6 Maret 2015. Terkait dgn ide baru tentang gerakan civic-Islam, Faiz Manshur memaparkan satu persatu masalah Islam terkait dgn konsepsi kewargaan yg selama ni dianggap kosong dlm diskursus ke-Islaman. “Memang kalau soal kewargaan sudah menjadi dikursus yg tak asing, termasuk kewargaan dlm Islam. Tapi kata Civic tak bisa sekadar diserap secara harafiah karena memang civic ni merupakan konsepsi ilmiah, sehingga ide civic-Islam perlu dijelaskan melalui jalan deskriptif,” ujarnya. Menurut Faiz, secara umum Civic-Islam bermaksud menjawab tiga problem utama dlm dunia modern saat ini. Pertama, menjawab atas kegagalan Islam-Politik, kedua, Fundamentalisme, dan ketiga, Eskapisme dlm tubuh umat Islam. Ketiganya ni menurut Faiz bisa membangkrutkan semangat ke-Islaman yg sejati jika tak diatasi karena misalnya, gagalnya Islam-Politik formal, yaitu partai-partai Islam misalnya, itu artinya memberi tanda kegagalan Islam di ruang politik. “Elit politik pengusung Islam-formal-politik itu kelewatan tak mau belajar dari sejarah bahwa simbol-simbol Islam selain tak menguntungkan bagi perolehan suara, jg hanya membohongi publik. Seolah-olah dgn kemasan Islam itu artinya idealitas Islam akan tercapai. Ternyata kelakuannya sama saja dgn politisi non partai Islam. Apa bedanya PPP dgn Golkar? Apa Bedanya PKS dgn PDIP selain hanya simbolnya saja,” terangnya. Pada arus di luar politik, Islam Fundamentalisme jg marak, bahkan sebagian sudah masuk ranah kriminal dgn pemaksaan paham, hobi mengkafirkan, dan bahkan tak segan melakukan pembunuhan. Sementara pd sisi lain, ada pula geliat kehidupan muslim yg eskapis, yakni hanya menekankan ritual dan lupa akan tanggungjawab sosial.
“Banyak yg berjilbab hanya untk bergaya hidup, banyak yg bolak-balik haji dan umrah dgn alasan itu kebaikan, tetapi mereka lupa akan hakikat perjuangan sosial nabi yg selalu mengutamakan umat dgn perhatian penuh terhadap kaum mustad’afin, “terangnya.(S.Sakri) SUMBER: Katakini.com
“Banyak yg berjilbab hanya untk bergaya hidup, banyak yg bolak-balik haji dan umrah dgn alasan itu kebaikan, tetapi mereka lupa akan hakikat perjuangan sosial nabi yg selalu mengutamakan umat dgn perhatian penuh terhadap kaum mustad’afin, “terangnya.(S.Sakri) SUMBER: Katakini.com
source : http://reddit.com, http://civicislam.blogspot.com, http://wikipedia.org
0 Response to "Catatan diskusi Civic-Islam UIN SGD Bandung "
Post a Comment