
baca98.blogspot.com - Cerita Perawan | Aku Dan Tanteku, Tanteku itu orangnya lumayan menarik dgn postur tubuh setinggi 170 cm dgn ukuran dada 34B, berumur kira-kira 29 tahun. Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pd saat itu atasnya tak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yg mandi di situ hanya dgn melampirkan handuk di tembok yg menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.
Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ni suka memakai baju tidur yg model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan buah dadanya yg lumayan besar dan montok. Hal ni dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya tak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku melakukan persetubuhan dgn tanteku itu, tapi akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani. Rupanya anga-anganku itu dpt terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pd siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bertugas keluar kota pd pagi harinya.
Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yg bersebelahan dgn warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yg akan dibelanjakan nanti.
“Tante, Diko mau ambil rokok, nanti Diko bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku. “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yg tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dgn posisi membungkuk. Karena toples rokok ketengan yg akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yg kebetulan tanpa memakai BH. “Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yg sebelah samping kirinya. Tapi karena tak memakai BH, nampak dgn jelas pentil susu tanteku yg lumayan besar itu. “Maaf Tan, aku tak sengaja. Begini aja deh Tan, Diko ambilin minyak supaya dada Tante tak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.
Dengan segera kuambilkan minyak urut yg ada di dalam, tapi ketika aku masuk kembali di dlm warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yg bagian atasnya saja. “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tak melihat apa yg tanteku lakukan. Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yg masih menggelantung di bagian pinggangnya. Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tak menyuruhku untk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untk mengurut dadanya yg sakit, tapi tanteku agak takut. Pelan-pelan dgn sedikit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dpt ijinnya untk mengurut tapi dilakukan dari belakang.
Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang tapi secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget jg ketika tanteku mengetahui aksi nakalku. “Diko! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku tapi tak menepis tanganku dari badannya yg sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yg masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu. “Ohh… oohh…” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya. “Jangan… Diko… jang…” tante masih merintih tapi tak kuacuhkan malah dgn sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dgn diriku. Kemudian dgn leluasa kumulai menciumi susu yg di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dgn mengerasnya kedua susunya.
Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untk memegang kemaluanku yg sudah dari tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, dikocok-kocok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok tapi sambil memegang kemaluanku yg lamayan panjang. Untuk diketahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dgn diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya sedikit terkejut dgn ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, tapi dgn sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat. “Ah… ah… ah… yak.. begitu… terus… terus…” erangku sambil memegangi kepala tanteku yg maju mundur mengulum batang kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dgn sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang. Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dgn perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yg sudah basah.
Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya. “Ah… ahhh.. Diko, Tante mau keluuuaarrr…” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku, “Crettt… crett… cret…” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku. Kemudian tanteku agak lemas tapi masih kujilati kemaluannya yg akhirnya membangkitkan nafsu untk bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dgn sedikit agak keras aku dpt merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya. Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ni tapi rupanya tanteku dpt memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Diko!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.
Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tak kuat lagi dgn agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku dpt masuk seluruhnya. “Diko… akh…” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dlm lubang kemaluannya yg lumayan basah tapi agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku. Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak. “Tan… aku… aku mauuu… keluar…” bisikku sambil mempercepat gerakanku. “Dikeluarkan di dlm saja, Dik!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. “Tan… aku… keluarrr…” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya. Rupanya tanteku jg mengalami hal yg sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dpt masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untk ketiga kalinya. “Cret… cret… cret…” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dlm lubang kemaluan tanteku dan itu jg di campur dgn air surga tanteku yg hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret… cret… cret… ahh…” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yg dari lubang kemaluannya.

Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yg masih dibanjiri oleh air surga. “Diko! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ni kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan. Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yg tadi dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku akhirnya berjalan keluar, tapi sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untk memegang kemaluanku yg lumayan besar ini.
Inilah pengalamanku yg pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku / tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat sekolah. Sekarang hal itu sudah tak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yg mendapat tugas di daerah.
Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ni suka memakai baju tidur yg model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan buah dadanya yg lumayan besar dan montok. Hal ni dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya tak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku melakukan persetubuhan dgn tanteku itu, tapi akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani. Rupanya anga-anganku itu dpt terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pd siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bertugas keluar kota pd pagi harinya.
Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yg bersebelahan dgn warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yg akan dibelanjakan nanti.
“Tante, Diko mau ambil rokok, nanti Diko bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku. “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yg tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dgn posisi membungkuk. Karena toples rokok ketengan yg akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yg kebetulan tanpa memakai BH. “Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yg sebelah samping kirinya. Tapi karena tak memakai BH, nampak dgn jelas pentil susu tanteku yg lumayan besar itu. “Maaf Tan, aku tak sengaja. Begini aja deh Tan, Diko ambilin minyak supaya dada Tante tak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.
Dengan segera kuambilkan minyak urut yg ada di dalam, tapi ketika aku masuk kembali di dlm warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yg bagian atasnya saja. “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tak melihat apa yg tanteku lakukan. Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yg masih menggelantung di bagian pinggangnya. Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tak menyuruhku untk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untk mengurut dadanya yg sakit, tapi tanteku agak takut. Pelan-pelan dgn sedikit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dpt ijinnya untk mengurut tapi dilakukan dari belakang.
Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang tapi secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget jg ketika tanteku mengetahui aksi nakalku. “Diko! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku tapi tak menepis tanganku dari badannya yg sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yg masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu. “Ohh… oohh…” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya. “Jangan… Diko… jang…” tante masih merintih tapi tak kuacuhkan malah dgn sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dgn diriku. Kemudian dgn leluasa kumulai menciumi susu yg di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dgn mengerasnya kedua susunya.
Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untk memegang kemaluanku yg sudah dari tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, dikocok-kocok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok tapi sambil memegang kemaluanku yg lamayan panjang. Untuk diketahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dgn diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya sedikit terkejut dgn ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, tapi dgn sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat. “Ah… ah… ah… yak.. begitu… terus… terus…” erangku sambil memegangi kepala tanteku yg maju mundur mengulum batang kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dgn sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang. Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dgn perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yg sudah basah.
Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya. “Ah… ahhh.. Diko, Tante mau keluuuaarrr…” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku, “Crettt… crett… cret…” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku. Kemudian tanteku agak lemas tapi masih kujilati kemaluannya yg akhirnya membangkitkan nafsu untk bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dgn sedikit agak keras aku dpt merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya. Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ni tapi rupanya tanteku dpt memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Diko!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.
Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tak kuat lagi dgn agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku dpt masuk seluruhnya. “Diko… akh…” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dlm lubang kemaluannya yg lumayan basah tapi agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku. Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak. “Tan… aku… aku mauuu… keluar…” bisikku sambil mempercepat gerakanku. “Dikeluarkan di dlm saja, Dik!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. “Tan… aku… keluarrr…” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya. Rupanya tanteku jg mengalami hal yg sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dpt masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untk ketiga kalinya. “Cret… cret… cret…” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dlm lubang kemaluan tanteku dan itu jg di campur dgn air surga tanteku yg hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret… cret… cret… ahh…” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yg dari lubang kemaluannya.

Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yg masih dibanjiri oleh air surga. “Diko! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ni kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan. Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yg tadi dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku akhirnya berjalan keluar, tapi sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untk memegang kemaluanku yg lumayan besar ini.
Inilah pengalamanku yg pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku / tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat sekolah. Sekarang hal itu sudah tak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yg mendapat tugas di daerah.
source : http://detik.com, http://stackoverflow.com
0 Response to "[Kamasutra Indonesia] Aku Terangsang Dengan Puting Susu Tanteku Yang Besar"
Post a Comment