This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Haji] Kisah Nyata: Perjuangan Istri Korban Tragedi Crane Masjidil Haram

baca98.blogspot.com - Berita Haji - Salah satu jamaah haji dari Bulukumba, Darwis Rahim Cogge (alm) adlh salah satu korban wafat para peristiwa robohnya crane di Masjidil Haram, Jumat (11/09) lalu. Almarhum berangkat bersama istri (Erni Sampe Dosen), mertua (Abdul Jalil), adik ipar (Fatmawati Abdul Jalil), dan tantenya (Rosdiana bin Haji Muluk).

Jumat (18/09), Tim Media Center Haji (MCH) berkesempatan silaturahim ke pemondokan Erni di Hotel Manazil Al Hayat Sektor 7 (703) lantai 7 yg berada sekitar 2 kilo meter dari Masjidil Haram. Saat itu, Erni tampak duduk di depan lift hotel bersama teman wanitanya tersebut.

Kisah Nyata: Perjuangan Istri Korban Tragedi Crane Masjidil Haram
Erni Sampe Dosen, Istri Almarhum Korban Tragedi Makkah


Warga Kabupaten Bulukumba itu sempat berkisah tentang saat-saat crane menimpa suaminya. Erni bercerita kalau dia bersama suaminya Darwis, ayahnya Abdul Jalil, adiknya Fatmawati Abdul Jalil, dan tantenya Rosdiana bin Haji Muluk baru tiba di Tanah Suci, Jumat (11/09) sekitar pukul 01.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Setelah beristirahat sejenak di pemondokan, mereka bersama-sama melaksanakan umroh qudum pd pukul 02.00, diteruskan salat Subuh berjamaah, baru kembali ke pemondokan.

Sekitar jam 11.00 WAS, Darwis bersama mertuanya kembali ke Masjidil Haram untk Salat Jumat. Keduanya bertahan di sana hingga Erni dan keluarganya menyusul untk Shalat Asar berjamaah di Masjidil Haram. Awalnya mereka salat Ashar di lantai 3 Masjidil Haram, lalu turun ke lantai 2 untk shalat sunah. Mereka kembali turun ke tempat tawaf (mathaf) untk salat sunah di Multazam.

Maksud hati, mereka berlima ingin sholat Magrib berjamaah di Masjidil Haram, hingga sekitar pukul 17.10 WAS, hujan mulai membasah. Darwis (alm) yg saat itu baru selesai salat sunnah langsung berlari untk berdoa atas turunnya hujan sebagai berkah.

Perlahan, angin kencang menyertai rintik hujan yg semakin deras dan lebat. Tiba-tiba saja di sekitar menjadi gelap seolah seperti pesawat terbang jatuh, ungkap Erni.

Seiring dentuman suara keras, Erni yg saat itu berhadapan dgn suaminya dlm jarak yg tak terlalu jauh melihat benda yg menghantam suaminya. Erni saat itu sadar dan masih melihat suaminya mengangkat kedua tangan untk berdoa sebelum crane jatuh. Posisi dirinya dgn sang suami memang berhadapan. Erni sendiri tak sadar ada benda yg menimpa dirinya sehingga melukai kepalanya dan mengeluarkan darah saat itu, begitu jg dgn kakinya yg tertimpa puing-puing kecil.

Dengan luka yg dialaminya, Erni yakin bila sang suami tertimpa crane dan menjadi korban. Ia tak menghiraukan lukanya, di tengah kepanikan ia mencari sang suami, tiap korban yg akan dibawa melalui ambulans selalu dilihatnya. Saya sadar saat itu dan langsung mencari suami saya. Saya yakin dia kena. Saya berlari-lari mengelilingi sekitar Masjidil Haram melihat tiap orang yg sedang membawa korban, ungkapnya.

Selama tiga hari sejak kejadian, Erni tak pernah putus asa mencari jenazah sang suami. Ia keluar masuk rumah sakit ditemani petugas untk mencari sang suami. Bahkan ia pun mengelilingi tiap klinik yg ada di sekitar Masjidil Haram.

Meskipun butuh berhari-hari mencari sang suami, wanita asal Desa Salassae tersebut tak pernah berputus asa. Ia yakin bila dirinya pasti menemukan pria yg selama ni mendampinginya. Ada banyak orang meninggal di sana (tempat penyimpanan jenazah) tapi tak ada identitas, ucapnya.

Pada hari ketiga baru lah ia dihadapkan pd sesosok jenazah yg diyakini suaminya. Meskipun sebagian mukanya tak lagi sempurna, tetapi Erni mengenali wajah sang suami, rambut, bentuk wajah, dan badannya. Memang tak ada yg melekat identitas di tubuh Darwis seperti tas jemaah / pun gelang identitas saat Erni melihat jenazahnya.

Erni tetap tegar meskipun kehilangan suaminya di Tanah Suci. Ia baru menjemput jenazah sang suami, Kamis (17/09) dini hari untk disalatkan di Masjidil Haram. Saya melihat saat suami dimandikan, kemudian saya ikut mengantarkan jenazah, dan sudah dimakamkan kemarin malam, ungkapnya.

Sejak Darwis hilang, Erni sudah menghubungi keluarganya di kampung halaman untk melaksanakan salat atas kepergian sang suami. Kini dirinya harus tetap mewujudkan cita-cita sang suami berasama tiga anaknya.

Bangun Masjid

Pemerintah Arab Saudi menjanjikan akan memberikan santunan sebesar 1 juta riyal untk korban meninggal dunia dan luka yg mengakibatkan cacat seumur hidup atas jatuhnya crane di Masjidil Haram. Serta 500 ribu riyal untk korban luka lainnya.

Erni bersama keluarganya yg pergi ke Tanah Suci menjadi korban jatuhnya crane. Tapi ia tak mengetahui adanya santunan tersebut. Begitu jg adiknya Fatmawati yg hingga kini masih merasakan kepalanya sakit akibat terkena puing-puing pecahan bahan bangunan. Kami ke sini hanya ingin ibadah dan tak pernah buka internet, jadi kami tak tahu ada santunan tersebut, katanya.

Sementara Erni mengatakan, bila memang ada santunan untk suaminya, dia akan mewujudkan keinginan suaminya membangun masjid di Desa Salassae, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba. Saya akan usahakan mau mewujudkan cita-cita suami untk membangun masjid di kampung. Kalau ada uang santunan itu, mau digunakan untk membangun masjid di kampung, kata Erni.

Ia pun ingin bila tahun depan dirinya bisa kembali ke tanah suci bersama dua anaknya. Selain itu, Erni pun akan memanfaatkan uang santunan dari raja saudi untk membiayai anak-anaknya bersekolah.

Erni memang menjadi korban. Ia mengalami luka di kepala, tetapi saat ni kondisinya sudah pulih dan sudah bisa beribadah. Begitu jg dgn Fatmawati, keadaannya berangsur-angsur membaik meakipun masih ada dokter yg selalu mengecek kesehatannya. Kepala saya masih sakit, tapi sudah lumayan baik, katanya.

other source : http://okezone.com, http://reddit.com, http://kabarmakkah.com

0 Response to "[Haji] Kisah Nyata: Perjuangan Istri Korban Tragedi Crane Masjidil Haram"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *